Skip to main content

Cara Pengerjaan Sloof

Sloof, definisi dan fungsi telah kita uraikan pada posting sebelumnya. Maka kali ini kita akan membahas lebih detail tentang sloof.

Pada halaman 62 untuk sub judul “Bangunan Gedung Tidak Bertingkat dengan Konstruksi Rangka Balok dan Kolom dari Beton Bertulang” kita dapati detail penyambungan kolom dan sloof sebagaimana gambar dibawah ini


Dari gambar diatas berarti bahwa :
Besi tulangan minimal untuk sloof adalah Ø12mm
Besi tulangan minimal untuk kolom adalah Ø10mm
Pada buku yang sama halaman 60 kita dapati :
Campuran beton yang dianjurkan minimum perbandingan adalah 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil serta ½ bagian air, sehingga menghasilkan kekuatan tekan beton pada umur 28 hari minimum 175 kg/cm2.
Bahan pasir dan kerikil harus bersih dan air pencampur tidak boleh mengandung lumpur.
Pengecoran beton dianjurkan dilakukan secara berkesinambungan (tidak berhenti di setengah balok atau di setengah kolom).
Pengadukan beton sedapat mungkin menggunakan alat pencampur beton (beton molen).
Apabila pencampuran beton dilakukan secara manual yang pengadukan betonnya menggunakan tenaga manusia, dianjurkan untuk mengunakan bak dari bahan metal atau bahan lain yang kedap air.
Kekuatan tarik baja minimum 2400 kg/cm2.
Diameter tulangan utama untuk balok lintel, ring balok dan kolom minimum ∅ 10 mm, dan untuk sengkang minimum ∅ 6 mm dengan jarak as ke as sengkang 15 cm.
Diameter tulangan utama untuk balok sloof/balok pengikat pondasi minimum ∅ 12 mm, dan ukuran sengkang minimum ∅ 8 mm dengan jarak as ke as sengkang 15 cm.
Agar diperoleh efek angkur yang maksimum dari besi tulangan, maka pada setiap ujung tulangan harus ditekuk ke arah dalam balok hingga 115o
Untuk membatasi luas bidang dinding 16 m2, maka perlu dipasang balok-balok lintel. Untuk mencegah terjadinya retak pada sudut-sudut bukaan pintu dan jendela, maka dipasang kolom-kolom pengaku yang menerus dari balok lintel ke balok sloof/balok pengikat.
Agar memudahkan dalam pengerjaan pengecoran beton dan mendapatkan hasil beton yang berkualitas baik, maka dianjurkan untuk mengunakan ukuran penampang balok minimum 15 cm x 20 cm dan ukuran penampang kolom minimum 15 cm x 15 cm.
Baiklah pembaca yang budiman sejauh ini mungkin masih anda dapati sedikit kebinggungan, baik pada tulisan maupun pada gambar. maka disini rumahdangriya menjawab ya…………………karena sejauh ini tulisan-tulisan kita memang belum membahas beton secara khusus, belum juga membahas besi tulangan secara khusus.
Rumah dan griya berencana membahas poin-poin tadi secara lebih detail pada kesempatan yang lain. Untuk posting kita kali ini hanya berbicara detai tetntang sloof.
Baik pembaca dari dua urain di atas kita simpulkan :
Ukuran sloof minimal adalah 15x20cm, dibuat dengan besi tulangan minimal diameter 12mm sejumlah 4 buah, dengan begel ukuran diameter 8 mm disusun dengan jarak 15cm, besi tulangan harus mempunyai kuat tarik 2400 kg/cm2 (pada bagian ini sebagian pembaca mungkin bingung, secara mudah jika anda mengiginkan mutu besi beton ini anda tingal mencari besi beton yang sudah mempunyai lebel SNI), campuran untuk mengecor beton yang digunakan adalah 1PC (1 ember semen) : 2PS (2 ember pasir cor) : 3PK (3 ember koral/split) dicampur dengan ½ ember air sehingga kekuatan beton tadi setara 175kg/cm2 atau jika anda membeli beton jadi atau readymix setara 175Kg/cm2 atau 17.5Mpa. (Readymix itu beton yang biasa diangkut oleh truk-truk yang dibagian belakangya terdapat molen yang senantisa berputar), bentuk truknya kira-kira seperti inilah

Comments

Popular posts from this blog

Macam-macam Proyeksi Peta

Proyeksi Peta Bentuk Bumi bulat sedangkan peta berbentuk datar. Di sinilah sistem proyeksi diperlukan untuk memindahkan kenampakan di Bumi pada bidang datar. Secara sederhana proyeksi peta dapat diartikan sebagai cara pemindahan garis paralel dan meridian dari globe (bidang lengkung) ke bidang datar. Ini artinya proyeksi merupakan suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di Bumi dan di peta. Coba kamu bayangkan jika Bumi yang berbentuk bola kemudian dibentangkan menjadi bidang datar. Pasti di beberapa posisi terkesan melengkung, inilah yang disebut distorsi atau kesalahan. Padahal di sisi lain peta bisa disebut ideal jika bisa menggambarkan luas, bentuk, arah, dan jarak dengan benar. Keempat persyaratan peta yang ideal sulit untuk dipenuhi. Upaya yang bisa dilakukan dengan mengurangi risiko kesalahan sekecil mungkin dengan memenuhi satu atau lebih persyaratan tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan langkahlangkah berikut. 1. Wilayah yang ak

Statis Momen - Mekanika Bahan

Statis momen penampang adalah besaran yang menyatakan seberapa besar tingkat statis suatu penampang terhadap suatu sumbu acuan atau titik acuan. Jika dA adalah elemen luas dan r adalah panjang titik berat elemen luas tersebut ke suatu acuan (garis atau titik), maka statis momen penampang dinyatakan dalam: S = ∫ r dA dalam analisis penampang, statis momen terbagi menjadi statis momen terhadap sumbu X: Sx = ∫ y dA dan statis momen terhadap sumbu Y: Sy = ∫ x dA Statis momen berguna untuk menentukan titik berat suatu penampang (atau suatu volume tertentu). Titik berat terhadap sumbu Y adalah Xo = (ΣSy)/A dan titik berat terhadap sumbu X adalah Yo = (ΣSx)/A A adalah luas penampang. Dalam mekanika teknik, statis momen digunakan untuk menghitung tegangan geser pada suatu penampang, τ = VS/(I t) τ = tegangan geser V = gaya lintang S = statis momen I = momen inersia t = tebal profil

Metode Pengikatan Ke Muka

Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/benang, unting–unting) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta dan alfa diperoleh dari lapangan. Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk dan besar segitiganya. Cara pengikatan ke muka banyak dilakukan dalam pengukuran titik triangulasi dan konstruksi  maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek pengukuran pengikatan ke muka ini antara lain adalah sebagai berikut : 1