Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2013

Cara Pengerjaan Sloof

Sloof, definisi dan fungsi telah kita uraikan pada posting sebelumnya. Maka kali ini kita akan membahas lebih detail tentang sloof. Pada halaman 62 untuk sub judul “Bangunan Gedung Tidak Bertingkat dengan Konstruksi Rangka Balok dan Kolom dari Beton Bertulang” kita dapati detail penyambungan kolom dan sloof sebagaimana gambar dibawah ini Dari gambar diatas berarti bahwa : Besi tulangan minimal untuk sloof adalah Ø12mm Besi tulangan minimal untuk kolom adalah Ø10mm Pada buku yang sama halaman 60 kita dapati : Campuran beton yang dianjurkan minimum perbandingan adalah 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil serta ½ bagian air, sehingga menghasilkan kekuatan tekan beton pada umur 28 hari minimum 175 kg/cm2. Bahan pasir dan kerikil harus bersih dan air pencampur tidak boleh mengandung lumpur. Pengecoran beton dianjurkan dilakukan secara berkesinambungan (tidak berhenti di setengah balok atau di setengah kolom). Pengadukan beton sedapat mungkin menggunakan alat pencampur be

Jenis-jenis Pondasi

Pondasi merupakan elemen pokok bangunan yang sangat vital, berfungsi sebagai penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan dan kekokohan suatu konstruksi bangunan gedung sangat tergantung dari konstruksi pondasi. Konstruksi pondasi suatu bangunan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Bentuk dan konstruksinya harus menunjukkan suatu konstruksi yang kokoh dan kuat untuk mendukung beban bangunan di atasnya. 2. Pondasi harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah hancur, sehingga kerusakan pondasi tidak mendahului kerusakan bagian bangunan di atasnya. 3. Tidak boleh mudah terpengaruh oleh keadaan di luar pondasi, seperti keadaan air tanah dan lain-lain. 4. Pondasi harus terletak di atas tanah dasar yang cukup keras sehingga kedudukan pondasi tidak mudah bergerak (berubah), baik bergerak ke samping, ke bawah (turun) atau terguling. Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan Menurut jenisnya, pondasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pondasi langs

Pondasi Batu Kali

Pondasi batu kali terbagi menjadi dua macam, yaitu pondasi setempat dan menerus. Pondasi setempat diletakkan di sudut bangunan dan berfungsi sebagai elemen yang menerima beban kolom pada bangunan lantai satu. Sedangkan pondasi menerus adalah elemen yang menerima beban dari dinding yang kemudian diteruskan menyebar ke tanah. Gambar Pondasi Batu Kali Setempat Rumus perhitungan untuk mencari volume adalah: Volume = 1/6 * h * (a * b + (a + c) * (b + d) + c * d) Gambar Pondasi Batu Kali Menerus Rumus perhitungan untuk mencari volume adalah: Volume = ((a - b) * h + b * h) * L Kebutuhan material pondasi batu kali sangat dipengaruhi perbandingan adukan semen.

Kumpulan Rumus Lengkap Mekanika Fluida

Tekanan Keterangan: p: Tekanan (N/m² atau dn/cm²) F: Gaya (N atau dn) A: Luas alas/penampang (m² atau cm²) Satuan: 1 Pa = 1 N/m² = 10-5 bar = 0,99 x 10-5 atm = 0,752 x 10-2 mmHg atau torr = 0,145 x 10-3 lb/in² (psi) 1 torr= 1 mmHg Tekanan hidrostatis Keterangan: ph: Tekanan hidrostatis (N/m² atau dn/cm²) h: jarak ke permukaan zat cair (m atau cm) s: berat jenis zat cair (N/m³ atau dn/cm³) ρ: massa jenis zat cair (kg/m³ atau g/cm³) g: gravitasi (m/s² atau cm/s²) Tekanan mutlak dan tekanan gauge Tekanan gauge: selisih antara tekanan yang tidak diketahui dengan tekanan udara luar. Tekanan mutlak = tekanan gauge + tekanan atmosfer Tekanan mutlak pada kedalaman zat cair Keterangan: p0: tekanan udara luar (1 atm = 76 cmHg = 1,01 x 105 Pa) Hukum Pascal Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah. Keterangan: F1: Gaya tekan pada pengisap 1 F2: Gaya tekan pada pengisap 2 A1: Luas penampang pada pengisap 1 A2: Luas penampang pada pengi

Prosesur Percobaan Osborn Reynold

1. TUJUAN PERCOBAAN · Mengamati jenis-jenis aliran fluida. · Menentukan bilangan Reynolds berdasarkan debit. · Mencari hubungan antara bilangan Reynolds dengan jenis aliran. · Mengamati profil parabolic dari aliran laminer. 2. PERALATAN · Pesawat Osborne Reynolds · Gelas ukur · Tinta · Hp / Stopwatch · Thermometer · Air 3. PROSEDUR a. Mengatur alat sehingga kedudukan mendatar, menghubungkan semua pipa pemberi dan pembuang. b. Membuka katup pemasukan dan membiarkan air memasuki tangki penenang. Mengusahakan tercapainya muka air yang constant dengan membuang kelebihan air melalui pipa pembuang bagian atas. c. Mendiamkan air selama 5 menit dan mengukur temperature air dengan memasukan thermometer kedalamnya. d. Membuka katup pengontrol aliran sedikit demi sedikit dan mengatur katup jarum pengontrol zat warna sampai tercapai aliran lambat dengan zat warna terlihat jelas. e. Menentukan besar debit yang lewat dengan menampung aliran lewat pipa pembu

Pengerjaan Beton Metode SNI (Standar Nasional Indonesia)

1. Semua bahan beton harus diaduk secara seksama dan harus dituangkan seluruhnya sebelum   pencampur diisi kembali. 2. Beton siap pakai harus dicampur dan diantarkan sesuai persyaratan SNI 03-4433-1997, Spesifikasi beton siap pakai atau ”Spesifikasi untuk beton yang dibuat melalui penakaran volume dan pencampuran menerus” (ASTM C 685). 3. Adukan beton yang dicampur di lapangan harus dibuat sebagai berikut: a. Pencampuran harus dilakukan dengan menggunakan jenis pencampur yang telah disetujui. b. Mesin pencampur harus diputar dengan kecepatan yang disarankan oleh pabrik pembuat. c. Pencampuran harus dilakukan secara terus menerus selama sekurang-kurangnya 1½ menit setelah semua bahan berada dalam wadah pencampur, kecuali bila dapat diperlihatkan bahwa waktu yang lebih singkat dapat memenuhi persyaratan uji keseragaman campuran SNI 03-4433-1997, Spesifikasi beton siap pakai. 4. Pengolahan, penakaran, dan pencampuran bahan harus memenuhi aturan

Pengerjaan beton Metode Portland Cement Association (PCA)

Metode desain campuran Portland Cement Association (PCA) pada dasarnya serupa dengan metode ACI sehingga secara umum hasilnya akan saling mendekati. Penjelasan lebih detail dapat dilihat dalam Publikasi PCA,Portland Cement Association, Design and Control of Concrete Mixtures. 12thedition, Skokie, Illinois, USA: PCA, 1979, 140 pp. 1. Proporsi Kunci untuk mencapai tahan lama, beton yang kuat terletak pada proporsi hati-hati dan pencampuran bahan. Sebuah campuran beton yang tidak memiliki paste cukup untuk mengisi semua rongga antara agregat akan sulit untuk menempatkan dan akan menghasilkan kasar, permukaan sarang lebah dan beton berpori. Campuran dengan kelebihan pasta semen akan mudah ke tempat dan akan menghasilkan permukaan halus, namun beton yang dihasilkan cenderung lebih banyak menyusut dan tidak ekonomis. Sebuah campuran beton yang dirancang dengan baik akan memiliki workability yang diinginkan untuk beton segar dan ketahanan yang diperlukan dan kekuatan untuk beton

Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal Metode Poligon

Metode polygon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan yang lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan pemetaan. Kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (x,y) titik-titik pengukuran. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal (KDH) : a. Metode titik tunggal b. Pengikatan kemuka c. Pengikatan kebelakang Pengikatan kebelakang di bagi dua metode: a. Metode collins b. Metode cassini c. Metode titik banyak Banyak titik di bagi lima metode : a. Metode poligon b. Metode triangulasi c. Metode trilaterasi d. Metode triangulterasi e. Metode kuadrilateral Pengukuran polygon sendiri mengandung arti salah satu metode penentuan titik diantara beberapa meto

Pengolahan Data Pengikatan Ke Belakang Metode Collins

Titik P diikat dengan cara ke belakang pada titik A, B, dan C. Buatlah sekarang suatu lingkaran sebagai tempat kedudukan melalui titik-titk A, B dan P hubungkanlah titik P dengan titik C maka garis CP dimisalkan memotong lingkaran tadi di titik H yang di namakan titik penolong Collins. besar sudut ᾀ dan β Untuk menentukan koordinat-koordinat titik H yang telah di gabungkan dengan titik tertentu C, tariklah garis AH dan BH. Maka sudut BAH = β dan sudut ABH sebagai sudut segiempat tali busur dalam lingkaran sama dengan 180o - (ᾀ + β ) dengan demikian sudut-sudut pada titik pengikat A dan B diketahui, hingga titik H diikat dengan cara kemuka pada titik-titik A dan B. Sekarang akan dicari koordinat-koordinat titik P sendiri. Supaya titik P diikat dengan cara ke muka pada titik A dan B, maka haruslah diketahui sudut BAP dan sudut ABP, ialah sudut-sudut yang ada pada titik yang telah tentu. Sudut ABP akan dapat di hitung bila diketahui sudut BAP. Garis bantu metode Collins Untuk me

Pengikatan ke Belakang Metode Collins

Cara pengikatan ke belakang metode Collins merupakan salah satu model perhitungan yang berfungsi untuk menentukan suatu titik koordinat, yang dapat dicari dari titik-titik koordinat lain yang sudah diketahui, dengan cara pengikatan ke belakang. Metode ini di temukan oleh Mr.Collins tahun 1671. Pada saat itu alat hitung masih belum berkembang sehingga menggunakan bantuan logaritma dalam perhitungannya. Oleh karena itu cara pengikatan ke belakang yang dibuat oleh Collins dikenal dengan nama metode logaritma. Akan tetapi pada pengolahan data perhitungan pada saat ini, dapat dibantu dengan mesin hitung atau kalkulator, sehingga lebih mudah dalam pengolahannya. Dalam pelaksanaan pekerjaan survei atau pengukuran tanah di lapangan biasanya terdapat kendala-kendala yang dihadapi, diantaranya adalah keadaan alam dan kontur permukaan bumi yang tidak beraturan. Terdapat berbagai kondisi alam seperti bukit, lembah, sungai, gunung dan lain sebagainya pada permukaan bumi. sehingga dapat dite