Skip to main content

say NO to nyontek !!!

Budaya nyontek sangat identik dengan dunia pendidikan saat ini. Terlebih ketika ujian sedang berlangsung. Tak peduli lelaki atau perempuan, tua dan muda, menyontek seolah menjadi tradisi sebagian dari mereka dalam menyelesaikan soal-soal dalam ujian. Tujuannnya tak lain adalah untuk mendapatkan nilai sebaik mungkin.
Mencontek. Sebuah laporan menyebutkan bahwa mahasiswa di India terkenal dengan budaya mencontek, bagaimana dengan Indonesia?








Pelbagai macam cara kemudian dilakukan, misalnya dengan bertanya ke teman kiri-kanan, muka-belakang. Cara ini sudah sangat lazim dilakukan. Tapi tentunya akan menjadi tidak efektif bagi mereka yang pendengarannya yang rada-rada minus. Kalau mau ngasih tau dengan suara keras, sudah pasti kena tegur sama pengawas ujian. Apalagi yang punya mata rabun, kalau mau melihat tulisan teman pasti sulit banget. Bisa-bisa malah disuruh keluar oleh pengawas. Kacau khan untuk yang mau memberi contekan, sudah belajar semalaman, taunya malah enggak kelar menjawab soal gara-gara kasihan sama teman.

Ada lagi trik mencontek yaitu dengan membuat krepekan lalu diumpetin di berbagai tempat seperti di lipatan rok, dalam saku, dan dibalik baju, dan sebagainya supaya enggak ketahuan. Lalu saat pengawas lengah, dengan sigap mereka segera mengeluarkan "kertas-kertas fortuna" dan sret sret sret jawaban yang diperlukan langsung berpindah ke lembar jawaban mereka. Nah, ada yang lebih gawat lagi yaitu saling barter lembar jawaban. Alhasil, rata-rata jawaban jadi mirip semua (yah, namanya saja nyontek). Yang paling canggih lagi, ada lagi yang pakai sms untuk nyontek lho!

Banyak faktor yang mendorong seseorang menyontek. Salah satunya karena kondisi otak yang sulit diajak kompromi untuk mengingat rumus-rumus, macam-macam teori dan sebagainya. Awalnya mereka sudah berusaha belajar, tapi karena dikebut malah jadi lupa semua. Gimana enggak, dalam semalam harus belajar untuk dua sampai tiga pelajaran yang catatannya banyak banget. Ketimbang enggak bisa menjawab, mereka membuat catatan-catatan mini yang kemudian dipergunakan saat kondisi mendesak sebagai antisipasi mengatasi kelupaan.

Pernah seorang mahasiswa ditanya tentang hal menyontek tersebut. "Saya nyontek cuma kalau ada poin-poin yang enggak ingat. Jadi dengan catatan kecil tersebut akan mudah terlacak. Enggak semua dilihat kok" begitu pengakuannya. Benarkah demikian? Ladang emas sudah depan mata, masa sih tega dilepaskan. Biasanya nih kalau sudah melihat sedikit pasti jadi kepingin lagi. Akhirnya jiplak abis deh.

Ada juga menyontek karena sudah jadi kebiasaan. Pertama atas dasar coba-coba. Setelah dijalani, eh ternyata asyik juga tuh. Sebenarnya mereka itu bisa menyelesaikan soal-soal ujian tanpa bantuan lain. Namun karena sudah biasa ya jadi enggak enak aja kalau enggak ngintipin si 'savior' alias gopekan. Kaya ada something missing gitu. Mereka jadi merasa enggak pe-de sama kemampuan sendiri. Kalau soal ujiannya dibuat dalam bentuk penalaran, apa enggak blingsatan tuh. Sudah capek bikin resep, lembar jawaban masih juga kosong.

Padahal, kalau kita mau menyadari sebenarnya kita sudah merugikan diri sendiri dengan aksi nyontek tersebut. Tuhan memerintahkan kita membaca dan terus menggali ilmu pengetahuan, tapi kita enggak mau melakukannya. Alasannya karena otak tak seencer Rita atau Yudi, sehingga pada akhirnya di ambillah jalan pintas yaitu dengan menyontek.

Disamping itu, kita juga sudah menzalimi orang lain. Lho, kok bisa? Ya iyalah, dengan menyontek kita sudah menghilangkan kesempatan orang-orang yang tidak menyontek untuk mendapatkan nilai yang sesuai dengan kerja kerasnya selama ini. Biasanya kita cuma mampu mendapatkan nilai C, tapi lantaran menyontek bisa mendongkrak nilai menjadi B atau malah mendapat A. Hal itu tentu berdampak buruk bagi teman-teman yang tidak menyontek. Kita mendapatkan nilai bagus dengan nilai yang curang.

Kita juga sudah membohongi guru. Mereka sudah tahu batas kemampuan yang kita miliki, dan agak kaget juga melihat jawaban kita yang cukup perfect. Karena mereka tidak mempunyai bukti konkrit kalau kita menyontek maka mereka terpaksa memberikan nilai yang tinggi untuk jawaban tersebut.

Nah, biar enggak disebut generasi penyontek mulai sekarang hindarilah wabah berbahaya itu. Ayo, kita perangi budaya nyontek dan mari tumbuhkan minat untuk belajar lebih giat lagi. Say No To Nyontek!

www.pikirindong.com 

Comments

Popular posts from this blog

Statis Momen - Mekanika Bahan

Statis momen penampang adalah besaran yang menyatakan seberapa besar tingkat statis suatu penampang terhadap suatu sumbu acuan atau titik acuan. Jika dA adalah elemen luas dan r adalah panjang titik berat elemen luas tersebut ke suatu acuan (garis atau titik), maka statis momen penampang dinyatakan dalam: S = ∫ r dA dalam analisis penampang, statis momen terbagi menjadi statis momen terhadap sumbu X: Sx = ∫ y dA dan statis momen terhadap sumbu Y: Sy = ∫ x dA Statis momen berguna untuk menentukan titik berat suatu penampang (atau suatu volume tertentu). Titik berat terhadap sumbu Y adalah Xo = (ΣSy)/A dan titik berat terhadap sumbu X adalah Yo = (ΣSx)/A A adalah luas penampang. Dalam mekanika teknik, statis momen digunakan untuk menghitung tegangan geser pada suatu penampang, τ = VS/(I t) τ = tegangan geser V = gaya lintang S = statis momen I = momen inersia t = tebal profil

SLOOF dan KOLOM

a. SLOOF Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi. Gunanya ialah untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom. Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu , lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10 mm (4 d 10 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak 15 cm ( d 8 – 15).Dibawah ini gamabar sloof untuk bangunan rumah tinggal lantai satu. b. KOLOM c.I Pengertian Kolom dan Fungsinya Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai y...

Cara Pengerjaan Sloof

Sloof, definisi dan fungsi telah kita uraikan pada posting sebelumnya. Maka kali ini kita akan membahas lebih detail tentang sloof. Pada halaman 62 untuk sub judul “Bangunan Gedung Tidak Bertingkat dengan Konstruksi Rangka Balok dan Kolom dari Beton Bertulang” kita dapati detail penyambungan kolom dan sloof sebagaimana gambar dibawah ini Dari gambar diatas berarti bahwa : Besi tulangan minimal untuk sloof adalah Ø12mm Besi tulangan minimal untuk kolom adalah Ø10mm Pada buku yang sama halaman 60 kita dapati : Campuran beton yang dianjurkan minimum perbandingan adalah 1 bagian semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil serta ½ bagian air, sehingga menghasilkan kekuatan tekan beton pada umur 28 hari minimum 175 kg/cm2. Bahan pasir dan kerikil harus bersih dan air pencampur tidak boleh mengandung lumpur. Pengecoran beton dianjurkan dilakukan secara berkesinambungan (tidak berhenti di setengah balok atau di setengah kolom). Pengadukan beton sedapat mungkin menggunakan alat pencampur be...